Pengaruh pembudidayaan
Pengaruh
pembudidayaan merupakan pengalaman umum bagi petani dan pekebun, bahwa tanaman
budidaya dan gulma yang menyerbu tanaman budidaya atau lahan tempat tanaman
budidaya itu diusahakan, cenderung kehilangan kemampuannya untuk memencar tanpa
tergantung pada manusia, dan dalam banyak hal, bahkan untuk dapat
mempertahankan diri tanpa bantuan.
Tipe perubahan yang banyak dan beraneka ragam yang dibuat oleh manusia pada susunan (genetik) dan bentuk tumbuhan budidaya (dan yang menyerangnya).
1.
Perubahan
genetik
Yang berakibat hilangnya ciri-ciri yang
jelas menguntungkan dan sering diperlukan dalam mempertahankan diri dalam
kondisi alami.
2.
Perubahan
fisiologi
Yang pada umumnya bersifat dapat
diwariskan dan oleh karena itu dimasukkan dalam kategori di atas, tetapi dalam
hal-hal lain, muncul dengan sendirinya dalam kehidupan suatu generasi tunggal
dan menyebabkan generasi itu yang harus “menjadi korban”. Misalnya, tumbuhan
yang belum dapat beradaptasi dengan baik akan mati pada saat dipindahkan ke
habitat yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan tempat aslinya dimana
jenis tumbuhan itu telah tumbuh dan berkembang baik.
3.
Perubahan
struktural
Sering kali terkait dengan perubahan
fisiologi, dan walaupun umumnya dapat diwariskan, namun demikian sering
merupakan hasil pengaruh lingkungan selama kehidupan tumbuhan.
4.
Kehilangan
kemampuan beradaptasi untuk pemancaran
Atau bahkan kegiatan permulaan untuk
diseminasi. Buah lena (Linum) yang
dibudidayakan dan dari apyun Papaver
somniferum tidak membuka bila sudah masak, sedang pada kerabatnya yang
hidup liar buahnya membuka bila telah masak.
5.
Kehilangan
lapisan pelindung dan kekukuhan
Misalnya pada padi-padian yang buahnya
tidak lagi mempunyai sekam luar seperti biasanya, dan dalam polong banyak suku
Leguminosae yang dibudidayakan yang tidak lagi memiliki garis-garis serabut
yang begitu karakteristik pada tanaman sejenisnya yang hidup liar. Adanya garis
– garis serabut juga menyebabkan katup – katyp menggulung ke luar dan membantu
pemencaran biji.
6.
Peningkatan
ukuran biji dan buah
Biasanya disertai dengan penurunan
jumlahnya. Ini cenderung untuk mengurangi peluangnya untuk pemencaran, yang
sekaligus mengurangi kesempatan untuk perkembangbiakan.
7.
Peningkatan
rasa dan bau biji dan buah
Merupakan tujuan umum pembudidayaan,
cenderung menyebabkan hewan memakan biji dan buah itu dengan lebih lahap dan
lebih sempurna,dan dengan demikian merintangi pemencaran yang efektif.
8.
Perubahan
dari perenial menjadi annual
Merupakan hal yang umum dalam
mendomestikasikan tumbuhan, misalnya diantara serealia (padi-padian). Hal ini, dari
segi manusia menguntungkan dalam mempercepat produksi tanaman,dan mungkin
menguntungkan tumbuhan itu dalam memperbesar peluangnya untuk mempertahankan
diri dalam habitat yang “terbuka” seperti yang disiapkan oleh manusia bagi
tumbuhan itu dalam pembudidayaannya, tetapi menempatkan tuumbuhan itu dalam
posisi yang sangat merugikan dalam persaingan dengan vegetasi alami, yang
kebanyakan dalam habitat darat tidak terganggu biasanya di dominasi oleh
tumbuhan perenial.
9.
Tidak
adanya pembentukan buah yang berhasil
Misalnya karena adanya atrofi
(pertumbuhan kerdil) alat-alat kelaminnya, akibat tidak adanya perantara
penyerbukan jauh dari habitat asli tumbuhan, atau oleh “penajisan” manusia yang
menyebabkan tumbuhan demikian itu tidak mampu melestarikan diri dengan
sarana-sarana yang umum.
10.
Buah
tak berbiji
Merupakan tujuan para pemulia tanaman
untuk pembudidayaan, yang menyebabkan pula tumbuhan tidak mampu untuk
mempertahankan eksistensinya secara bebas, kecuali bila tumbuhan itu mempunyai
sarana untuk berkembang biak secara vegetatif yang efektif, yang dalam hal ini
masih tetap kehilangan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari
perkembangbiakan secara seksual (seperti misalnya pertumbuhan yang subur pada
hibrida dan adanya pertukaran bahan-bahan gen).
11.
Bunga
ganda
Misalnya melibatkan “konversi” benang
sari menjadi daun mahkota yang kembali menyebabkan tumbuhan tidak mampu uuntuk
melestarikan diri dengan sarana-sarana yang normal.
12.
Kehilangan
kemampuan beradaptasi untuk pembelaan diri
Misalnya duri, onak, rambut-rambut, dan
kekerasan menyebabkan tumbuhan tanpa pertahanan terhadap penyeggutan hewan, dan
sering menjadi lebih rawan terhadap kerusakan akibat kehilangan air yang
berlebihan.
Sifat-sifat tersebut di atas mungkin
sudah terjadi sebagai sesuatu yang abnormal pada tumbuhan liar, tetapi pada
galur-galur budidaya sifat itu cenderung menjadi lebih nyata akibat kegiatan
seleksi oleh manusia yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, dan
seringkali dilestarikan melalui perkembangbiakkan dan perlindungan. Bila tidak
dibudidayakan lagi, atau dalam hal mengenai gulma, yang telah “menikmati”
keuntungan-keuntungan dari pembudidayaan, galur-galur hortikultura dan
agrikultura itu cenderung untuk menjadi punah. Dengan mengalami modifikasi
akibat kegiatan manusia dengan cara-cara yang paling besar kemungkinannya untuk
memenuhi kebutuhan (tetapi pada waktu yang sama mengurangi peluangnya tumbuhan
itu untuk bertahan sebagai organisme yang bebas), tumbuh-tumbuhan itu tidak
lagi mampu untuk mempertahankan daerah agihan jenis yang mencakup galur-galur
itu, setidaknya tanpa ada pengaruh manusia.
Gulma yang mengalami modifikasi
paling menyolok sebagai akibat pembudidayaan adalah jenis-jenis gulma yang
selalu menyertai tanaman-tanaman budidaya tertentu, berkat lamanya gulma itu
tanpa “dikehendakinya” telah dipiara oleh manusia. Di antara tumbuhan itu,
seperti rupanya Secale cereale yang
di budidaya-mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga tumbuhan itu
sendiri sekarang yang menjadi obyek pembudidayaan.
Suatu contoh gulma terasosiasi erat
dengan tanaman tertentu diberikan oleh “tumbuhan mirip lena” yang menyertai
penanaman lena Linum usitassimum.
Sangat ekstrem tumbuhan itu mengalami modifikasi melalui asosiasi yang lama
dengan dengan tanaman yang dibudidayakan sedemikian rupa sehingga nenek
moyangnya yang hidup liar tidak dikenal, seperti halnya juga dengan beberapa
tanaman budidaya. Jadi, antara banyak jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu
tidak hanya terdapat asosiasi yang erat, tetapi juga suatu kecenderungan ke
arah variasi yang sejajar dengan beberapa jenis gulma yang lebih umum menyertainya,
misalnya melalui diseminulnya yang sukar dibedakan atau secara mekanik tidak
mungkin dipisahkan dari biji tuumbuhan budidayanya sendiri.
Comments
Post a Comment