biodegradasi
BIODEGRADASI
Minyak bumi merupakan sumber energi utama yang
dibutuhkan penduduk dunia, sejalan dengan perkembangan penduduk clan teknologi.
Sumber energi lain belum dapat menggantikan peran minyak bumi sepenuhnya
sebagai sumber energi utama. Hal ini mendorong perkembangan industri
pengilangan minyak bumi untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, transportasi
dan proses pengolahan minyak bumi.
Selama kegiatan industri minyak bumi berjalan,
pencemaran di lingkungan dapat terjadi. Diantaranya kebocoran sistem
penyimpanan minyak bum], pembuangan limbah dari kegiatan industri, dan rembesan
dari sumbernya (Shailubhai, 1986). Pencemaran minyak dapat menimbulkan masalah
cukup serius terhadap ekosistem pantai, sungai, darat dan lingkungan dekat
eksplorasi minyak. Menyebabkan keracunan pada makhluk hidup, mengganggu
penyerapan cahaya untuk fotosintesis tanaman air dan mempengaruhi keseimbangan
ekosistem sekitar (Jusfah, 1995). Untuk itu perlu dicari suatu cara
penanggulangan yang tepat, cepat, efektif, dan tidak mengganggu lingkungan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pencemaran minyak bumi. Secara garis besar dapat dilakukan dengan cara fisika,
kimia, dan biologi (Udiharto, 1992). Penanggulangan secara fisika, biasanya
digunakan pada langkah awal penanganan. Untuk mengisolasi secara cepat sebelum
minyak tersebut menyebar. Penanggulangan secara kimia dapat dilakukan dengan
menggunakan dispersan. Sehingga minyak tersebut dapat terdispersi (Doerffer,
1992). Kedua cara ini masih memiliki beberapa kelemahan, yaitu mahal
pengoperasiannya, dapat mengganggu kehidupan di lingkungan tersebut dan
sifafiya tidak mendaur.
Biodegradasi merupakan suatu proses yang penting bagi rehabilitasi lingkungan yang tercemar minyak bumi ataupun produk-produknya, dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan pencemar tersebut menjadi bentuk yang lebih sederhana, tidak berbahaya dan memberikan nilai tambah bagi lingkungan (Leahy dan Rita, 1990).
gambar 1. Cara pengambilan sampel air permukaan di laut dengan menggunakan botol sampel
`Kemampuan mikroorganisme mendegradasi minyak bumi dan
produk-produknya tergantung pada adaptasi dan fisiologis mikroorganisme
tersebut dengan lingkungannya. Disamping itu, faktor lingkungan juga akan
menentukan kecepatan biodegradasi. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
biodegradasi minyak bumi antara lain adalah: temperatur, oksigen, pH dan
nutrisi.
2.5.1. Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi biodegradasi senyawa hidrokarbon. Terutama terhadap proses
metabolisme dan laju pertumbuhan bakteri. Secara umum, peningkatan suhu
berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Diluar temperatur optimum pertumbuhan
bakteri menjadi lambat atau tidak ada pertumbuhan (Lay, 1994).
2.5.2. Oksigen
Mikroorganisme membutuhkan oksigen baik dalam bentuk
oksigen bebas yang diperoleh dari udara maupun oksigen yang terlarut dalam air.
Oksigen mempunyai arti penting dalam biodegradasi minyak bumi. Oksigen
digunakan untuk proses reaksi oksidasi dan respirasi mikroorganisme. Sebagian
besar mikroorganisme pendegradasi minyak bumi tergolong dalam mikroorganisme
aerob (Jordan dan Payne, 1980).
Oksigen merupakan komponen penting yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri pada lingkungan hidrokarbon. Oksigen digunakan untuk
mengaktiflcan enzim oksigenese dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon
(Sharpley. 1966). Pertumbuhan bakteri akan terhambat pada kondisi oksigen yang
terbatas. Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan aerasi yaitu dengan cara
pengocokan dengan shaker (Morre-Landecker. 1996 cit Alpentri. 1999).
2.5.3. pH
Kemampuan bakteri mendegradasi senyawa hidrokarbon
juga dipengaruhi oleh pH, karena pH menentukan optimalnya aktivitas enzim.
Bakteri secara umum memiliki pH sekitar 7 (Lay, 1992).
2.5.4. Nutrisi
Unsur karbon yang terdapat pada minyak bumi digunakan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Selain nutrisi dari swnber karbon,
mikroorganisme juga membutuhkan nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan berupa
nitrogen dan phosfor dapat menstimulasi biodegradasi minyak bumi (Wrenn,
Haines, Venesa, Kadkhayan dan Suidan, 1993).
Penambahan amonium sulfat [(NH4)ZS04] sebagai sumber
nitrogen dan kaliwn dihidrofosfat (KHZP04) sebagai sumber phosfor sering
dipakai dalam percobaan pengulangan pencemaran minyak mentah oleh
mikroorganisme (Jordan dan Payne, 1980). Nitrogen berperan dalam pembentukan
asam amino, enzim, pembentukan sel dan phosfor berperan untuk pembentukan asam
amino, transport energi dan pembentukan senyawa antara dalam reaksi metabolisme
dalam sel mikroorganisme tersebut (Griffin, 1981 cit Yojana, 1995).
Comments
Post a Comment