TINJAUAN PUSTAKA KARBOHIDRAT
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh (Anonim, 2008).
Terdapat tiga
golongan utama karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
(kata ”sakarida” diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula). Monosakarida
atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau
keton. Monosakarida yang paling banyak dialam adalah D-glukosa 6 karbon.
Oligosakarida (bahasa Yunani, ”oligos” yang berarti sedikit) terdiri dari
rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit tidak
terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai sampai polipeptida
pada glikoprotein dan proteoglikan. Polisakarida terdiri dari rantai panjang
yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida,
seperti selulosa, mempunyai rantai kinear, sedangkan yang lain, seperti glikogen,
mempunyai rantai bercabang. Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia
tanaman, yaitu pati dan selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, teta[i
senyawa-senyawa ini berbeda dalam hal cara unit D-glukosa dikaitka datu dengan
yang lain (Lehninger, 1982).
Pengujian
karbohidrat didasarkan pada sifat mereduksi gula, seperti glukosa, galaktosa,
dan fruktosa (kecuali sukrosa karena tidak memiliki gugus aldehid). Fruktosa
meskipun tidak memiliki gugus aldehid, namun memiliki gugus alfa hidroksi
keton, sehingga tetap dapat bereaksi. Dalam metode kimia ini ada dua (2) macam
cara yaitu (Umar, 2008) :
1. Titrasi
Untuk
cara yang pertama ini dapat melihat metode yang telah distandarisasi oleh BSN
yaitu pada SNI cara uji makanan dan minuman nomor SNI 01-2892-1992.
2.
Spektrofotometri
Adapun
untuk cara yang kedua ini menggunakan prinsip reaksi reduksi CuSO4
oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang setelah dipanaskan terbentuk endapan
kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan Na-sitrat dan Na-tatrat serta
asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu komplek senyawa berwarna biru yang
dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.
Penentuan
gula reduksi menurut cara Munson-Walker dipakai untuk penentuan glukosa,
fruktosa, gula invert, laktosa monohidrat dalam bahan yang tidak mengandung
sakarosa, juga dipakai untuk penentuan gula invert dan laktosa monohidrat dalam
bahan yang mengandung sakarosa. Penentuan gula reduksi didasarkan atas
banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk; kemudian dengan melihat tabel
Hammond dapat diketahui jumlah gula reduksi. Jumlah Cu2O ditentukan
secara gravimetris, yaitu dengan menimbang langsung endapan Cu2O
yang terbentuk atau secara volumetris, yaitu dengan titrasi debgan menggunakan
larutan Na-thiosulfat atau K-permanganat (Sudarmadji dkk, 1997).
Semua
monosakarida, kecuali dihidroksiaseton mengandung satu atau lebih atom karbon
asimetri atau khiral, dan karenanya, terdapat dalam bentuk isomer yang bersifat
optik aktif. Aldosa yang paling sederhana, yaitu gliseraldehida, mengandung
hanya satu pusat khiral, dam karenamya dapat berbentuk sebagai dua isomer optik
yang berbeda, yang bukan merupakan banyangan cermin dan tidak saling menutupi
selamanya. Aldoheksosa mempunyai empat pusat khiral dan dapat berada dalam 2n
= 24 = 16 bentuk stereoisomer yang berbeda, diantaranya adalah
bentuk umum glukosa yakni D-flukosa (Lehninger, 1982).
Pada
sel-sel nonfotosintetik akumulasi glukosa dan fruktosa banyak dijumpai. Pada
beberapa spesies rumput-rumputan dan sedikit jenis tumbuhan dikotil pati bukan
merupakan produk fotosintesis utama, pada tumbuhan ini polimer suksrosa dn
fruktosa (disebut fruktan atau fruktosan) merupakan produk fotosintesis yang
banyak dijumpai pada daun dan batangnya, tetapi pada akar dan bijinya yang terakumulasi
adalah pati. Sukrosa merupakan senyawa penting yang terkandung dalam jumlah
yang besar didalam tumbuhan. Sukrosa berfungsi sebagai sumber energi pada sel
fotosintetik dan dapat ditranslokasikan melalui pembuluh floem ke jaringan yang
sedang tumbuh (Lakitan, 2007).
Penentuan
glukosa dapat dilakukan secara enzimatis dan spektrofotometri. Dengan cara ini
dapat menetukan jumlah glukosa lebih tepat karena digunakan enzim yang spesifik
untuk glukosa. Reagensia yang digunakan pada penentuan ini disebut larutan
”Glucose test” yang tersedia dipasaran dalam bentuk campuran yang telah diramu
untuk keperluan ini. Larutan ”Glucose test” terdiri dari enzim glukosa
oksidase, peroksidase; dan o-dianisidine yaitu suatu senyawa khromogen yang
berfungsi sebagai hidrogen donor, disamping itu juga asetat buffer pH 5,5.
Reaksi pada penentuan ini menghasilkan senyawa berwarna yaitu hasil oksidasi
o-dianisidine yang jumlahnya sebanding dengan jumlah glukosa (Sudarmadji dkk,
1997).
Polisakarida
adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa diantara
polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya
ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel.
Polisakarida lain berfungsi sebagai materi pembangun (penyusun) untuk struktur
yang melindungi sel atau keseluruhan organisme. Pati, suatu polisakarida
simpanan pada tumbuhan adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri
atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan
dengan ikatan 1-4 (karbon nomor 1 dengan karbon nomor 4). Seperti unit glukosa
dalam maltosa. Sudut ikatan ini membuat polimer tersebut berbentuk heliks.
Bentuk pari yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak
bercabang (Campbell, 2002).
Banyak
polisakarida yang berfungsi sebagai unsur struktural ekstra-seluler pada dinding
sel mikroorganisme bersel tunggal dan tumbuhan tingkat tinggi, dan pada
permukaan sebelah luar sel hewan. Polisakarida lain merupakan komponen jaringan
pengikat vertebrata dan eksoskeleton artropoda. Polisakarida struktural
memberikan perlindungan, bentuk, dan daya penyangga terhadap sel, jaringan atau
organ. Terdapat banyak polisakarida struktural yang berbeda. Kita akan
mengamati salah satu diantaranya, selulosa untuk melihat bagaimana struktur
molekul spesifiknya membuat selulosa sesuai dengan fungsi biologi molekul ini.
Selulosa adalah senyawa seperti serabut liat, tidak larut dalam air dan
ditemukan didalam dinding sel pelindung tumbuhan, terutama pada tangkai,
batang, dahan dan semua bagian berkayu dan jaringan tumbuhan (Lehninger, 1982).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Karbohidrat,
(online) (http://
id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat,
diakses tanggal 2 November 2008, 20.00 WITA).
Campbell, N.A.,
Jane, B.R., Mitchell, L.G., 2002, Biologi
Edisi kelima Jilid I,
Erlangga, Jakarta, hal 67-68.
Lakitan, B., 2007, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT RajaGrafindo persada,
Jakarta,
hal 149.
Lehninger, A.L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, IPB Press, Bandung, hal 313-
315).
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1997, Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta, hal 29-36.
Umar, S., 2008, Analisis Karbohidrat, (on line) (http://www.google.com/Food
4
healthy’s Weblog.htm, diakses tanggal 2 November 2008, 20.00 WITA).
Comments
Post a Comment