TANGGAPAN TROPISME




LAPORAN  PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme. Arah gerak tumbuhan karena rangsang cahaya disebut fototropisme (Hildayani, 2008). 
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan (Education, 2007).
Fototropisme yang dilakukan tumbuhan inilah yang kemudian ingin dilihat dalam percobaan ini. Percobaan kali ini menggunakan tumbuhan yang menggunakan median air dan menempatkannya pada tempat yang mendapatkan rangsangan cahaya matahari. Kemudian melihat gerak tumbuhan yang akan dipengaruhi oleh rangsangan cahaya yang berasal dari berbagai arah. Kemudian akan dilihat gerak tumbuhan yang menjauhi atau mendekati arah rangsangan yang ada. Fototropisme yang merupakan gerak tumbuhan akibat adanya rangsangan cahaya oleh cahaya matahari inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kali ini.

I.2 Tujuan Percobaan

            Tujuan Pecobaan ialah melihat arah tumbuhan pada tanaman gandarusa Justicia gandarussa

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 09 November 2012 pukul 14.00-17.00,  bertempat di Laboratorium  Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar dan pengamatan dilakukan selama 7 hari.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Lingkungan berpengaruh yang sangat besar dalam pembentukan tumbuhan. Tropisme adalah respons pertumbuhan yang menyebabkan pembengkokan organ tumbuhan yang utuh menuju atau menjauhi stimulus (Bahasa Yunani tropos, “berputar”). Mekanisme tropisme merupakan suatu perbedaan laju pemanjanan sel pada sisi yang berlawanan pada suatu organ. Tiga stimulus yang menginduksi tropisme, dan perubahan bentuk tubuh yang mengikutinya adalah cahaya (fototropisme), gravitasi (gravitropisme), dan sentuhan (thighmotropisme) (Campbell, dkk., 2003).
Teory Cholodny-Went tentang tropisme menetapkan bahwa penyinaran sepihak merangsang penyebaran yang berbeda (differensial) IAA dalam batang. Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dibandingkan dengan sisi gelap. Akibatnya sel-sel pada sisi yang gelap tumbuh memanjang lebih dari pada sel-sel pada sisi yang disinari, sehingga batang akan membengkok ke arah sumber cahaya. Spektrum kegiatan fototropisme menunjukkan bahwa pigmen penyerap cahaya biru adalah yang bertanggungjawab sebagai perantara respon cahaya. Karotenoid dan riboflavin adalah pigmen kuning dan keduanya dilibatkan dalam fototropisme (Campbell, dkk., 2003).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis (Campbell, dkk., 2003) :
1.      Gerak Tropisme
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan tigmotropisme.
Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah datangnya cahaya.
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.  Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak tropisme yang lainnya adalah gerak tumbuh akar yang dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah. Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah yang cukup air. Dengan demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan gaya tarik bumi. Gerak akar menuju sumber air disebut hidrotropisme positif.
2.      Gerak Nasti
Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti.
Gambar 1. Tigmonasti pada putri malu
a)      Fotonasti.
Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan matahari. Contohnya, pada bunga pukul empat. Bunga pukul akan mekar pada sore hari karena rangsangan cahaya matahari pada saat itu. Arah mekarnya bunga tersebut tidak dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya matahari yang datang dari arah barat.
b)      Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Seperti yang terjadi pada bunga tulip, terbukanya (mekarnya) bunga tulip terjadi pada hari-hari hangat yaitu pada musim semi.
c)      Tigmonasti.
Tigmonasti adalah gerak pada tumbuhan yang terjadi karena adanya sentuhan. Contohnya gerak pada putri malu. Apabila daun tumbuhan putri malu disentuh, terutama daunnya disentuh pelan-pelan, maka daun akan bergerak menutup seperti layu. Dalam waktu tertentu setelah sentuhan daun akan kembali normal. Bila sentuhan diperkeras maka gejala seperti layu bertambah banyak, demikian pula waktu pemulihannya akan semakin lama. Daerah sentuhan yang paling peka adalah di daun atau sendi daun.
3.      Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.

a)      Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya, Contohnya pada ganggang hijau. Gerak fototaksis terjadi pada ganggang hijau Chlamydomonas yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dimana justru Chlamydomonas dengan tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menjauhi cahaya. Dengan demikian terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif kemudian menjadi gerak fototaksis negatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan intensitas cahaya, yaitu tumbuhan akan mendekati cahaya sebelum melebihi batas toleransinya dan akan menjauhi bila telah melebihi batas toleransinya.
b) Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya pada sel gamet tumbuhan lumut. Gerak taksis terjadi juga pada sel gamet tumbuhan lumut. Spermatozoid pada arkegonium juga bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel gamet betina.
            Hipotesis klasik tentang apa yang menyebabkan koleoptil rumput tumbuh menuju arah datangnya cahaya memperthankan pendapat bahwa sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap memanjang lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi yang lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak simetris yang mengalir turun dari ujung tunas. Namun demikian, kajian-kajian fototropisme pada organ selain koleoptil rumput hanya memberikan sedikit dukungan bagi hipotesis klasik. Sebagai contoh, tidak ada bukti bahwa cahaya uniteral menyebabkan penyebaran auksin yang tidak simetris pada batang bunga matahari, lobak dan tumbuhan dikotil lainnya. Namun demikian, terdpat penyebaran bahan tertentu yang tidak simetris yang bisa bertindak sebagai penghambat pertumbuhan, bahan-bahan ini lebih terkonsentrasi pada sisi batang yang diterangi cahaya. Baik jika fototropisme disebabkan oleh auksin uang merangsang pemanjangan sel pasa sisi batang yang lebih gelap atau pun pembawa pesan kimiawi lain yang menghambat pemanjangan pada sisi yang lebih terang, sebagian besar peneliti setuju bahwa ujung tunas adalah tempat fotoresepsi yang memicu respons pertumbuhan. Fotoreseptor tersebut adalah molekul yang disebut kriptokrom yang sangat sensitif terhadap cahaya biru. Reseptor cahaya biru tersebut yang juga berfungsi dalam fototropisme, bisa juga terlibat dalam pembukaan stomata.
Gambar 2. Fototropisme positif pada bunga matahari
            Tempatkan sebuah benih pada keadaan miring, dan benih tersebut akan menyesuaikan pertumbuhannya sedemikian rupa sehingga tunas akan membengkok ke atas dan akar akan membengkok ke bawah. Dalam responsnya terhadap gravitasi, atau gravitropisme, akar memperlihatkan gravitropisme positif dan tunas memperlihatkan gravitropisme negatif. Gravitropisme berfungsi setelah sebuah biji berkecambah, yang memastikan bahwa akar tumbuh ke dalam tanah dan tunas menghadap cahaya matahari terlepas dari bagaimana biji itu diorientasikan ketika biji diletakkan di tanah (Campbell, dkk., 2003).
            Tumbuhan bisa membedakan atas dan bawah dengan cara pengendapan statolit, yaitu plastid khusus yang mengandung butiran pati padat, pada titik rendah sel. Menurut satu hipotesis, agregasi statolit pada titik rendah sel-sel ini akan memicu distribusi ulang kalsium, yang menyebabkan transport lateral auksin di dalam akar. Kalsium dan auksin terakumulasi di sisi yang lebih rendah pada zona pemanjangan akar. Karena bahan kimia ini larut, maka bahan kimia tersebut tidak berespons terhadap gravitasi akan tetapi harus diangkut secara aktif ke satu sisi pada akar (Campbell, dkk., 2003).
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah (Albawayka, 2009).
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif (Albawayka, 2009).
Contoh lain dari geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan (Albawayka, 2009).
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan bagian atas. Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith) (Albawayka, 2009).
Sebagian besar tumbuhan anggur dan tumbuhan merambat lainnya memiliki sulur yang membelit penopangnya. Organ pelilit ini umumnya tumbuh lurus sampai sulur menyentuh sesuatu, kontak tersebut meransang respons melilit karena adanya perbedaan perumbuhan sel-sel pada sisi yang berlawanan pada sulur tersebut. Pertumbuhan terhadap arah ini adalah respons terhadap sentuhan yang disebut thigmotropisme (Campbell, dkk., 2003).
Stimulasi mekanis juga dapat menyebabkan suatu respons yang sangat umum. Satu percobaan mendemostrasikan bahwa penggosokan batang dengan tongkat beberapa kali akan menyebabkan tumbuhan itu lebih pendek dari tumbuhan kontrol yang tidak digosok. Pada kehidupan di alam, angin menyebabkan semacam penghambatan pertumbuhan kontrol yang memungkinkan tumbuhan menjerat tanah tempat tumbuhnya. Untuk menghadapi tiupan angin yang keras. Pohon yang tumbuh di tebing bukit yang berangin kencang misalnya, umumnya akan memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan pohon dengan spesies yang sama dan gemuk dibandingkan dengan pohon yang tumbuh pada lokasi yang lebih terlindungi. Respons perkembangan terhadap gangguan mekanis disebut thigmomorfogenesis. Hal ini umumnya disebabkan oleh peningkatan produksi etilen sebagai tanggapan terhadap stimulasi mekanis kronis (Campbell, 2003).
Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom disebut juga autonom. Macam-macam gerak endonom, yaitu (Surya, 2011) :
1.      Nutasi 
Nutasi ialah gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari luar. Misalnya gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata.
Gambar 3. Tumbuhan Hydrilla verticillata
Sumber : Surya, 2011
2.      Higroskopis
Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora pecah. Misalnya ialah pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta).
















DAFTAR PUSTAKA

Albawayka, Fototropisme, http://nopiblogspot.blogspot.com/2009/01/fototropisme.html, diakses pada Senin, 19 November 2012 pukul 02.00 WITA.

Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G., 2003, Biologi Edisi Kelima Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Education, R., 2007, Bagaimanakan Cara Tumbuhan Bergerak ?, http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/02/bagaimanakah-cara-tumbuhan-bergerak/, diakses pada Senin, 19 November 2012  pukul 06.00 WITA.

Hildayani, 2008, Gerak Tanaman, http://bhimashraf.blogspot.com/2010/12/tanggapan-tropisme-pada-tumbuhan.html, diakses pada Senin, 19 November 2012 pukul  07.00 WITA.

Surya, 2008, Gerak Endonom, http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/Biologi/Gerak.Tumbuhan/materi3.html, diakses pada Rabu, 28 November 2012, pukul 22.48 WITA.





















BAB III
METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, dan statif, pisau, dan gunting.

III. 2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman gandarusa Justicia gandarussa, kertas label, air, gabus,  lilin, dan isolasi

III. 3 Cara Kerja

Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Mengisi 4 tabung reaksi dengan air dan menutup masing-masing tabung dengan sumbat berlubang satu.
2.      Mengambil 4 cabang tanaman, masing-masing dilepaskan daunnya dalam jarak 8 cm dari pangkal cabang
3.      Memasukkan cabang ke dalam sumbat tabung hingga kurang lebih 5 cm dari cabang yang terendam air.
4.      Merapatkan tutup tabung dan mengolesinya bagian-bagian yang dapat dimasuki udara dengan menggunakan lilin cair.
5.      Menandai 4 tabung dengan kertas label : A, B, C dan D
6.      Melekatkan 4 tabung pada statif dengan menggunakan isolasi dan memasang tabung 1 ke arah atas, tabung 2 ke arah bawah, tabung 3 ke arah kiri, dan tabung 4 ke arah kanan.
7.      Meletakkan statif di tempat yang mendapat cahaya matahari.
8.      Melakukan pengamatan pada tanaman selama beberapa hari.




































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil

A.                Tabel hasil pengamatan
Tabung
Arah tumbuh tanaman
Kondisi awal
Kondisi akhir
A

Tegak lurus menghadap keatas
layu
B
Posisi tabung horizontal dengan menghadap kearah datangnya cahaya
layu
C
Posisi tabung horizontal dengan membelakangi arah datangnya cahaya
layu
D

Posisi tabung terbalik kearah bawah

layu

B.     Gambar hasil pengamatan
Kondisi awal                                                        Kondisi akhir

                          
IV. 2 Pembahasan
            Percobaan ini menggunakan 4 tabung reaksi yang diisi dengan air kemudian ditutup dengan menggunakan gabus yang telah di lubangi tengahnya. Tujuan tabung diisi dengan air adalah untuk menyediakan air untuk tumbuhan dan tujuan gabus dilubangi adalah agar batang tanaman dapat dimasukkan ke dalam tabung. Setelah batang tanaman gandarusa dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tutup tabung kemudian diberi cairan lilin agar air tidak dapat keluar dari dalam tabung. Kemudian tabung dilekatkan pada statif dengan posisi tabung A vertikal menghadap ke atas, tabung B horizontal menghadap ke arah datangnya cahaya, tabung C horizontal menghadap ke membelakangi cahaya, tabung D vertikal menghadap ke arah bawah, tujuan dilakukannya perlakuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan tumbuhan terhadap cahaya. Setelah memberi perlakuan tersebut statif diletakkan di tempat yang mendapat cahaya matahari. Kemudian pengamatan dilakukan selama 7 hari.
            Hasil pengamatan percobaan ini ialah semua tanaman gandarussa  menghadap dalam keadaan layu sehingga tidak menunjukkan adanya tanggapan terhadap cahaya, air pada tabung A masih ada tetapi tanaman dalam keadaan layu karena tidak menyerap air dan pada tabung B,C,D air di dalam tabung tidak ada.
            Gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya disebut dengan fototropisme. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah datangnya cahaya.
            Kesalahan yang terjadi pada saat melakukan percobaan ini ialah pada mengolesi tutup tabung dengan lilin cair tidak dengan baik sehingga air di dalam tabung keluar pada saat tabung diletakkan pada statif.
           
           
           
           
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini ialah arah tumbuh tumbuhan dapat dipengaruhi oleh cahaya.

V.2 Saran

            Sebaiknya pada saat mengolesi lilin cair di perhatikan keadaan tutup tabungnya.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN VERTEBRATA