HUBUNGAN KORELASI PANJANG DAN BERAT
LAPORAN
PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN I
HUBUNGAN
KORELASI PANJANG DAN BERAT
NAMA
: DARTINY MENTARI PANGGUA
NIM
: H41111330
KELOMPOK
: 3 (TIGA)
HARI/TGL PERCOBAAN
: KAMIS / 15 MARET 2012
ASISTEN : TENRI SA’NA WAHID
HARMIN
ADIJAYA PUTRI
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di negara kita terdapat jenis-jenis
tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung
kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib
mensyukuri anugerah Tuhan ini (Kistinnah dan Lestari, 2009).
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri
sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin
besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak
dan bertambah besar. Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu
proses menuju kedewasaan secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk
menghasilkan keturunan (Subardi dkk, 2008).
Pernahkah Anda berpikir bagaimana
biji cabai merah dapat menjadi tanaman yang rimbun dan banyak buahnya? Selain
itu, bagaimana biji semangka sekecil itu akhirnya dapat menghasilkan buah
semangka sebesar kepala Anda? Semua itu merupakan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada tanaman tersebut. Tumbuh dan berkembang
merupakan sifat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluk
hidup. Akan tetapi, apakah Anda menyadari arti pertumbuhan dan perkembangan
tersebut? Adakah perbedaannya? Untuk itu dilakukan percobaan ini.
I.2
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apakah ada hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan berat
dari suatu sampel yang diukur
2. Mengenalkan
dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan
parameter fisik dalam lingkungan
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan
Percobaan ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Maret 2012 pukul 14.00-17.00 yang bertempat di
Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin, Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Semua organisme dalam hidupnya mengalami proses
perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan
biologis dipengaruhi oleh tersedianya faktor-faktor pendukung. Perubahan
tanaman kecil menjadi tanaman dewasa dan menghasilkan buah berawal dari satu
sel zigot menjadi embrio, kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar,
batang, dan daun. Demikian pula hewan, tumbuh dari satu sel zigot menjadi
embrio, kemudian berkembang menjadi satu individu lengkap dengan organ-organ
yang dimiliki, seperti kaki, kepala, dan tangan. Peristiwa perubahan biologi
yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa,
dan tinggi) yang bersifat irreversibel disebut pertumbuhan (Subardi dkk,
2008).
Perubahan terjadi selama masa pertumbuhan menuju
pada satu proses kedewasaan sehingga terbentuk organ-organ yang mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda. Sebagai contoh, pertumbuhan tanaman membentuk
akar, batang, dan daun. Peristiwa perubahan yang demikian disebut diferensiasi.
Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan
fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme
tersebut makin kompleks. Proses perubahan biologis seperti ini disebut
perkembangan. Perkembangan mengarah pada proses menuju kedewasaan organisme.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor
dalam dan luar (Subardi dkk, 2008).
Sebagian besar tumbuhan
terus tumbuh selama mereka masih hidup, suatu kondisi yang dikenal sebagai pertumbuhan tidak
terbatas (indeterminate growth). Sebagian besar hewan, sebagai pembanding, ditandai oleh pertumbuhan yang
terbatas; yaitu hewan akan berhenti tumbuh setelah mencapai suatu ukuran
tertentu. Sementara tumbuhan yang utuh umunya memperlihatkan pertumbuhan tidak
terbatas, organ tumbuhan tertentu, seperti daun dan bunga, memperlihatkan
pertumbuhan yang terbatas (Campbell dkk, 2000).
Pertumbuhan tidak
terbatas tidak mengandung pengertian abadi dan tidak mati. Meskipun mereka
terus tumbuh selama hidupya, tumbuhan tentunya akan mati. Tumbuhan yang dikenal
sebagai tumbuhan setahun (annual) meyelesaikan siklus hidupnya-dari
berkecambah, berbunga dan memproduksi benih hingga mati-dalam waktu setahun
atau kurang. Banyak tumbuhan berbunga liar adalah tumbuhan setahun, seperti
tanaman pangan yang paling penting termasuk tanaman penghasil biji-bijian dan
tanaman polong-polongan. Suatu tumbuhan binneal jika kehidupan umumnya
membentang dalam rentang waktu dua tahun. Pada banyak kasus, tumbuhan dengan kasus binneal ini adalah
tumbuhan yang hidup melewati periode dingin (musim dingin) yang menyela di
antara pertumbuhan vegetative (musim semi/musim panas pertama) dan perbungaan (musim
semi/ musim panas kedua) (Campbell dkk, 2000).
Macam- macam
pertumbuhan yaitu (Effendi, 1976) :
a.
Pertumbuhan
allometrik adalah pertambahan panjang tidak seimbang pertembahan berat.
b.
Pertumbuhan
determinan adalah pertumbuhan organisme yang akan berhenti tumbuh setelah
mencapai ukuran tertentu, ini umumnya cirri khas pada hewan.
c.
Pertumbuhan
intermediet adalah pertumbuhan organisme yang terus tumbuh selama masih hidup,
ini umumnya cirri khas tumbuhan.
Perkembangan
adalah suatu proses perubahan yang terus menerus dan teratur, baik perubahan
itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupsun
karena timbulnya unsur-unsur yang baru (Harlimsyah, 2007).
Jika
perkembangan hanya sekedar masalah pertumbuhan zigot akan menjadi sebuah bola
sel yang mengembang. Pada kenyataannya pertumbuhan disertai dengan
morfogenesis, yaitu perkembangan bentuk (Campbell dkk, 2000).
Korelasi
ialah suatu keterkaitan yang bisa ditangkap dari perbandingan dua proporsi yang
masing-masing proporsi mengandung 2 kriteria yang salah satu kriteria
disebutkan dalam proporsi tersebut. Korelasi terbagi atas (Santoso,2007) :
1.
Korelasi
Positif
Misalkan terdapat sebuah populasi yang
anggotanya mengandung suatu kriteria P dan beberapa anggota juga memiliki
kriteria Q. Maka, pada populasi tersebut P berkorelasi positif dengan Q jika
proporsi Q bernilai lebih besar dari proporsi P dalam non-Q. Sebagai contoh,
berdasarkan penelitian yang dilakukan produsen sabun A di sebuah took B kepada 100
orang pengunjung, 30 orang membeli sabun, 10 diantaranya telah mengingat iklan
sabun tersebut. Sedangkan yang tidak membeli, 12 orang diantaranya telah
mengingat iklan sabun tersebut. Dari contoh ini, terdapat suatu korelasi
positif karena proporsi dari kriteria yang mengingat iklan dan membeli sabun
(33%) lebih besar daripada proporsi yang mengingat iklan dan tidak membeli
sabun (17%).
2.
Korelasi
Negatif dan Tidak Berkorelasi
Suatu korelasi negative atau malah tidak
ada korelasi antara dua proporsi, jika merujuk pada kasus pembelian dan iklan
sabun di atas, korelasi negative terjadi jika proporsi dari criteria yang
mengingat dan membeli sabun lebih kecil daripada proporsi yang mengingat iklan
dan tidak bersifat irreversible. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembelahan sel
kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang
akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan
yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda.
Alat-alat
yang digunakan dalam mengukur panjang dan berat (Nurrachmadani,
2009) :
a.
Jangka
Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang
tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan
skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser
merupakan skala nonius atau vernier. Skala utama pada jangka
sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka
sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu
skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi,
skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung,
dan panjang benda sampai nilai 10 cm
b.
Neraca
Alat untuk mengukur
massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca
badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan
yang berbeda-beda. Pada neraca tiga
lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan
tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan. Cara
menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut :
1. Posisikan
skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan
belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
2. Periksa
bahwa neraca pada posisi setimbang!
3. Letakkan
benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
4. Geser
ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan, puluhan,
dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
5. Bacalah
massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk ratusan,
puluhan, satuan, dan sepersepuluhan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Alat
Bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah jangka sorong
/ caliper (0,05 mm), timbangan OHAUS (0,01 gram), spidol, kertas grafik, mistar,
dan kalkulator.
III.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini ialah
kertas grafik, Biji flamboyan Delonix
regia, biji durian Durio zibethinus, biji
kacang merah Vigna umbellate, biji rambutan
Nephelium lappaceum, dan biji jarak
Jatropha curcas L.
III.3
Cara Kerja
Cara kerja dari
percobaan ini adalah :
1)
Dibagi
kertas grafik menjadi 20 bagian berbentuk kotak dengan spidol, panjang dibagi
10 dan lebar 2. Memberi nomor pada tiap kotak mulai dari 1 hingga 20.
2)
Diambil
biji yang tersedia secara acak sebanyak 20 biji kemudian diletakkan pada kotak
bernomor yang telah kita buat di kertas grafik tadi.
3)
Diukur
panjang tiap kacang/biji dengan jangka sorong, tulislah hasilnya (mm) pada
kotak kertas grafik yang sesuai dengan nomor kotak dimana kacang itu diambil,
kemudian letakkan kembali biji/kacang tersebut di kotak semula.
4)
Ditimbang
satu per satu ke 20 biji flamboyan yang sudah diketahui panjangnya secara acak
dan catat beratnya serta kembalikan pada kotak semula yang sesuai.
5)
Dihitung,
menganalisis data dan lain-lain menggunakan data dari kelompok perhitungan dari
masing-masing kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell. John dkk. 2000. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Firmansyah, Rikki dkk. 2009. Biologi.
Penerbit PT Setia Purna Inves. Jakarta.
Kistinnah,
Idun dan Lestari, Endang Sri. 2009. Biologi.
Penerbit CV Putra Nugraha. Jakarta.
Nurachamandani, Setya. 2009. Fisika. Penerbit Grahadi. Jakarta.
Santoso,
A. 2007. Korelasi. http://www.wikipedia.com.
Diakses pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012, pukul 20:00.
Subardi.
2008. Biologi. Penerbit CV Usaha
Makmur. Jakarta.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Ada
hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan berat yaitu semakin panjang
suatu benda maka beratnya akan semakin bertambah.
2.
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini ialah jangka sorong dan neraca.
V.2
Saran
Saran saya yaitu, sebaiknya alat-alat laboratorium
yang rusak diganti agar pelaksanaan percobaan bisa dilakukan dengan lancar.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil
IV. 1. 1 Tabel
Pengamatan
A. Tabel Pengamatan Panjang dan
Berat Biji Flamboyan Delonix regia
No.
|
Biji Flamboyan
|
|
Panjang (cm)
Xi
|
Berat (gr) Yi
|
|
1
|
2, 48
|
1, 20
|
2
|
2, 83
|
1, 04
|
3
|
3, 02
|
1, 30
|
4
|
2, 91
|
1, 30
|
5
|
2, 90
|
1, 19
|
6
|
2, 90
|
1, 17
|
7
|
2, 81
|
1, 07
|
8
|
2, 00
|
1, 21
|
9
|
2, 71
|
1, 1
|
10
|
2, 94
|
1, 28
|
11
|
2, 91
|
1, 20
|
12
|
2, 83
|
1,00
|
13
|
2, 93
|
1, 17
|
14
|
2, 99
|
1, 04
|
15
|
2, 88
|
1, 24
|
16
|
2, 91
|
1, 25
|
17
|
2, 83
|
1, 23
|
18
|
2, 98
|
1, 20
|
19
|
2, 88
|
1, 15
|
20
|
3, 05
|
1, 15
|
Jumlah
|
56,69
|
23, 49
|
B. Tabel Pengamatan Panjang dan
Berat Biji Durian Durio zibethinus
NO.
|
Biji Durian Durio zibethinus
|
|
Panjang (cm) Xi
|
Berat (gr) Yi
|
|
1
|
4,22
|
15,66
|
2
|
4,07
|
13,23
|
3
|
4,03
|
12,85
|
4
|
3,89
|
16,32
|
5
|
4,01
|
12,3
|
6
|
4,28
|
17,96
|
7
|
3,69
|
10,45
|
8
|
3,99
|
13,41
|
9
|
4,59
|
16,90
|
10
|
4,08
|
14,10
|
11
|
4,05
|
17,38
|
12
|
3,96
|
13,75
|
13
|
3,89
|
13,85
|
14
|
3,95
|
13,48
|
15
|
4,21
|
14,15
|
16
|
4,10
|
14,90
|
17
|
4,18
|
16,00
|
18
|
3,87
|
11,77
|
19
|
3,99
|
15,62
|
20
|
3,87
|
11,13
|
Jumlah
|
28,37
|
285,21
|
IV. 1. 2 Analisis Data
A.
Tabel Analisis Data Panjang dan Berat
Biji Flamboyan Delonix regia
No.
|
Xi
|
Xi2
|
(Xi -
|
(Xi -
|
Yi
|
Yi2
|
(Yi –
|
(Yi –
|
XiYi
|
1
|
2.48
|
6.15
|
-0.35
|
0.13
|
1.20
|
1.44
|
0.03
|
0.00
|
2.98
|
2
|
2.83
|
8.01
|
0.00
|
0.00
|
1.04
|
1.08
|
-0.13
|
0.02
|
2.94
|
3
|
3.02
|
9.12
|
0.19
|
0.03
|
1.30
|
1.69
|
0.13
|
0.02
|
3.93
|
4
|
2.91
|
8.4
|
0.08
|
0.01
|
1.30
|
1.69
|
0.13
|
0.02
|
3.78
|
5
|
2.90
|
8.41
|
0.07
|
0.00
|
1.19
|
1.42
|
0.02
|
0.00
|
3.45
|
6
|
2.90
|
8.41
|
0.07
|
0.00
|
1.17
|
1.37
|
0.00
|
0.00
|
3.39
|
7
|
2.81
|
7.89
|
-0.02
|
0.00
|
1.07
|
1.14
|
-0.10
|
0.01
|
3.01
|
8
|
2,00
|
4.00
|
-0.88
|
0.77
|
1.21
|
1.46
|
0.04
|
0.00
|
2.42
|
9
|
2.71
|
7.34
|
-0.12
|
0.02
|
1.10
|
1.21
|
-0.07
|
0.01
|
2.98
|
10
|
2.94
|
8.64
|
0.11
|
0.01
|
1.28
|
1.64
|
0.11
|
0.01
|
3.76
|
11
|
2.91
|
8.46
|
0.08
|
0.01
|
1.20
|
1.44
|
0.03
|
0.00
|
3.49
|
12
|
2.83
|
8.00
|
0.00
|
0.00
|
1,00
|
1.00
|
-0.17
|
0.03
|
2.83
|
13
|
2.93
|
8.58
|
0.10
|
0.01
|
1.17
|
1.37
|
0.00
|
0.00
|
3.43
|
14
|
2.99
|
8.94
|
0.16
|
0.02
|
1.04
|
1.08
|
-0.13
|
0.02
|
3.11
|
15
|
2.88
|
8.29
|
0.05
|
0.00
|
1.24
|
1.54
|
0.07
|
0.00
|
3.57
|
16
|
2.91
|
8.47
|
0.08
|
0.01
|
1.25
|
1.56
|
0.08
|
0.01
|
3.64
|
17
|
2.83
|
8.00
|
0.00
|
0.00
|
1.23
|
1.51
|
0.06
|
0.00
|
3.48
|
18
|
2.98
|
8.88
|
0.15
|
0.02
|
1.20
|
1.44
|
0.03
|
0.00
|
3.58
|
19
|
2.88
|
8.29
|
0.05
|
0.00
|
1.15
|
1.32
|
-0.02
|
0.00
|
3.31
|
20
|
3.05
|
9.30
|
0.22
|
0.05
|
1.15
|
1.32
|
-0.02
|
0.00
|
3.51
|
Ã¥
|
56,69
|
161,70
|
-0.05
|
1.09
|
23,49
|
28
|
-0,07
|
0.14
|
66,59
|
2,87
|
8,08
|
-0,0025
|
0.05
|
1,17
|
1.39
|
-0,0035
|
0.01
|
3,33
|
a. Panjang
Biji Flamboyan Delonix regia
-
Panjang minimum : 2,00 cm
-
Panjang maximum : 3, 05 cm
-
Panjang rata-rata : 2,87 cm
b. Berat
Biji Flamboyan Delonix regia
-
Berat minimum : 1 gr
-
Berat maximum : 1, 3 gr
-
Berat rata-rata : 1,17 gr
c. Simpangan baku untuk panjang biji Flamboyan Delonix regia
Simpangan
baku untuk berat biji Flamboyan Delonix regia
S2
=
=
=
0,01
d. Standar
deviasi untuk panjang biji Flamboyan Delonix
regia
S =
=
=
=
0,05
Standar Deviasi untuk berat biji Flamboyan Delonix regia
S=
=
=
0.01
e. Banyak
interval kelas
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 20
= 5
f. Rentang
data untuk panjang biji flamboyan Delonix
regia
xmax – xmin
= 3, 05 cm - 2,00 cm
=
1,05 cm
Rentang
data untuk berat biji flamboyan Delonix
regia
ymax – ymin
Panjang
kelas interval untuk data panjang biji flamboyan Delonix
regia
Panjang kelas interval untuk data berat
biji flamboyan Delonix
regia
g. Tabel
distribusi frekuensi panjang biji flamboyan Delonix
regia
Kelas
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
A
B
C
D
E
|
2,00 – 2,21
2,22- 2,43
2,44 – 2, 65
2,66 – 2,87
2,88- 3, 09
|
1
-
1
5
13
|
Histogram frekuensi panjang biji flamboyan Delonix
regia
Tabel distribusi frekuensi berat biji flamboyan Delonix regia
Kelas
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
A
B
C
D
E
|
1 - 1,06
1,07 – 1,13
1,14 - 1,20
1,21 - 1,27
1,28 - 1,34
|
3
2
7
5
3
|
Histogram frekuensi berat biji flamboyan Delonix regia
Hubungan korelasi antara panjang dan berat biji flamboyan Delonix regia
r
=
=
=
=
=
=
0,014
h.
Uji hipotesis asosiatif
t
=
=
=
=
=
=
0,059
Jika
t hitung
t
tabel : Ho = ditolak; H1= diterima
Jika
t hitung
t
tabel : Ho = diterima; H1= ditolak
B. Tabel
analisis data panjang dan berat biji durian Durio
zibethinu
No.
|
Xi
|
Xi2
|
(Xi -
|
(Xi -
|
Yi
|
Yi2
|
(Yi
–
|
(Yi
–
|
XiYi
|
1
|
4,22
|
17,80
|
0,17
|
0,03
|
15,66
|
245,23
|
1,40
|
1,96
|
66,09
|
2
|
4,07
|
16,57
|
0,02
|
0,00
|
13,23
|
175,03
|
-1,03
|
1,06
|
53,85
|
3
|
4,03
|
16,24
|
-0,02
|
0,00
|
12,85
|
165,12
|
-1,41
|
1,20
|
51,79
|
4
|
3,89
|
15,13
|
-0,16
|
0,02
|
16,32
|
266,34
|
2,06
|
4,24
|
63,48
|
5
|
4,01
|
16,08
|
-0,04
|
0,00
|
12,30
|
151,29
|
-1,96
|
3,84
|
49,32
|
6
|
4,28
|
18,32
|
0,23
|
0,06
|
17,96
|
322,56
|
3,70
|
13,68
|
76,87
|
7
|
3,69
|
13,61
|
-0,36
|
0,13
|
10,45
|
109,20
|
-3,81
|
14,52
|
38,56
|
8
|
3,99
|
15,92
|
-0,06
|
0,00
|
13,41
|
179,83
|
-0,85
|
0,72
|
53,51
|
9
|
4,59
|
21,07
|
0,54
|
0,30
|
16,90
|
285,61
|
2,64
|
6,97
|
77,57
|
10
|
4,08
|
16,65
|
0,03
|
0,00
|
14,10
|
198,81
|
-0,16
|
0,03
|
57,53
|
11
|
4,05
|
16,40
|
0,00
|
0,00
|
17,38
|
302,06
|
3,12
|
9,73
|
70,39
|
12
|
3,96
|
15,68
|
-0,09
|
0,01
|
13,75
|
189,06
|
-0,51
|
0,26
|
54,45
|
13
|
3,89
|
15,13
|
-0,16
|
0,02
|
13,85
|
191,82
|
-0,41
|
0,17
|
53,88
|
14
|
3,95
|
15,60
|
-0,10
|
0,01
|
13,48
|
181,71
|
-0,78
|
0,60
|
53,24
|
15
|
4,21
|
17,72
|
0,16
|
0,03
|
14,15
|
200,22
|
-0,11
|
0,01
|
59,57
|
16
|
4,1
|
16,81
|
0,05
|
0,00
|
14,9
|
222,01
|
0,64
|
0,40
|
61,09
|
17
|
4,18
|
17,47
|
0,13
|
0,02
|
16,00
|
256,00
|
1,74
|
3,02
|
66,88
|
18
|
3,87
|
14,98
|
-0,18
|
0,03
|
11,77
|
138,53
|
-2,49
|
6,20
|
45,55
|
19
|
3,99
|
15,92
|
-0,06
|
0,00
|
15,62
|
243,98
|
-0,06
|
1,84
|
62.32
|
20
|
3,87
|
14,98
|
-0,18
|
0,03
|
11,13
|
123,88
|
-3,13
|
9,80
|
43.07
|
80,92
|
328,10
|
-0,06
|
0,69
|
285,21
|
4148,32
|
-1,41
|
81,09
|
1159,00
|
|
4,05
|
16,40
|
-0,003
|
0,03
|
14,26
|
207,42
|
-0,07
|
4,05
|
57,95
|
a)
Panjang Biji durian Durio zibethinu
-
Panjang maksimal : 4,59 cm
-
Panjang minimal : 3,69 cm
-
Panjang rata-rata : 4,04 cm
b)
Berat biji durian Durio
zibethinu
-
Berat maksimal : 17,96 gr
-
Berat minimal : 10,45 gr
-
Berat rata-rata : 14,26 gr
c)
Simpangan baku untuk panjang biji durian
Durio
zibethinu
S2
=
=
=
Simpangan
baku untuk berat biji durian Durio
zibethinu
S2
=
=
=
0,004
d) Standar
deviasi untuk panjang biji durian Durio
zibethinu
S =
=
=
=
0,04
Standar Deviasi untuk berat biji
durian Durio zibethinu
S=
=
=
0.01
e)
Banyak interval kelas
k
= 1 + 3,3 log n
k
= 1 + 3,3 log 20
= 5
f)
Rentang data untuk panjang biji durian Durio zibethinu
xmax
– xmin = 4,59 –
3,69
= 0,90
Rentang
data untuk berat biji durian Durio
zibethinu
ymax
- ymin = 17,96 –
10,45
= 7,51
Panjang
kelas interval untuk data panjang biji durian Durio
zibethinu
Panjang
kelas interval untuk data berat biji durian Durio
zibethinu
g)
Tabel distribusi frekuensi panjang biji
durian Durio zibethinu
Kelas
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
A
B
C
D
E
|
3,69
– 3,87
3,88
– 4,06
4,07
– 4,25
4,26
– 4,44
4,45
– 4,63
|
3
9
5
2
1
|
Histogram
frekuensi panjang biji durian Durio
zibethinu
Tabel
distribusi frekuensi berat biji durian Durio
zibethinu
Kelas
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
A
B
C
D
E
|
10,45 – 11,95
11,96 – 13,46
13,47 – 14,97
14,98 – 16,48
16,49 – 17,99
|
3
4
6
4
3
|
Histogram
berat biji durian Durio
zibethinu
h)
Hubungan korelasi antara panjang dan
berat Durio zibethinu
r
=
=
=
=
=
=
0,004
i)
Uji hipotesis asosiatif
t
=
=
=
=
=
0,016
Jika
t hitung
t
tabel : Ho = ditolak; H1= diterima
Jika
t hitung
t
tabel : Ho = diterima; H1= ditolak.
IV.
2 Pembahasan
Pada percobaan ini kita
menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang biji dan neraca untuk mengukur
berat biji. Penggunaan jangka sorong yaitu dengan menjepitkan biji ke mulut
jangka kemudian mengatur skala utama dan skala nonius, sambil memperhatikan angka
yang ditunjukkan dengan cara melihat angka yang berimpit dengan sempurna.
Penggunaaan neraca yaitu dengan menaruh sampel di wadah neraca. Kemudian atur
skala satuan, skala puluhan dan skala ratusan pada neraca sambil meemperhatikan
keseimbangan yang ditunjukkan (sejajar).
Pengukuran biji flamboyan
dapat kita lihat bahwa ada biji yang memiliki panjang lebih kecil tetapi lebih
berat dari biji lain contohnya biji 1 dan biji 8 sedangkan pada biji durian
terdapat pada biji 4 dan 19 .Begitupun sebaliknya ada biji yang memiliki panjang lebih banyak tetapi beratnya sedikit contoh biji flamboyan
12 dan pada biji durian 16. Tetapi lebih banyak biji yang memiliki panjang yang
sesuai dengan beratnya contoh pada biji flamboyan adalah biji 2, biji 5 dan 6
sedangkan pada biji durian terdapat pada biji 10, biji 11, dan biji 16 .
Panjang biji flamboyan minimum adalah 2,00 cm (biji 8), panjang biji
flamboyan maksimum adalah 3,05 cm (biji 20), dan panjang rata-rata dari biji flamboyan
adalah 2,8345 cm. Kemudian berat
minimum panjang biji flamboyan adalah 1 gr, berat maximum biji flamboyant
adalah 1,3 gr dan berat rata-rata biji flamboyant adalah 1,1745 gr.
Panjang biji durian
minimum adalah 3,69 cm, panjang maksimum adalah 4,59 cm dan panjang
rata-ratanya adalah 4,04 cm. Berat biji durian minimum adalah 10,4 gr, berat
biji durian maksimum adalah 17,9 gr dan
berat rata-rata adalah 14,2 gr. Dalam pengukuran
ini kemungkinan ada kesalahan karena neraca dan jangka sorong mengalami
kerusakan.
Hubungan korelasi
antara panjang dan berat pada biji flamboyant adalah sebesar 0,014 sedangkan
hubungan korelasi antara panjang dan berat pada biji durian adalah 0,004.
Oleh karena itu dapat kita ketahui bahwa semakin panjang
suatu organisme atau sample maka beratnya akan semakin banyak dan juga dapat
diketahui bahwa hubungan korelasi antara panjang dan berat saling berkaitan.
Comments
Post a Comment