HUBUNGAN KORELASI PANJANG DAN BERAT



LAPORAN  PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN I
HUBUNGAN KORELASI PANJANG DAN BERAT

NAMA                                   : DARTINY MENTARI PANGGUA
NIM                                        : H41111330
KELOMPOK                        : 3 (TIGA)
HARI/TGL PERCOBAAN : KAMIS / 15 MARET 2012
ASISTEN                                : TENRI SA’NA WAHID
   HARMIN ADIJAYA PUTRI


LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Di negara kita terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini (Kistinnah dan Lestari, 2009).
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar. Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan keturunan (Subardi dkk, 2008).
            Pernahkah Anda berpikir bagaimana biji cabai merah dapat menjadi tanaman yang rimbun dan banyak buahnya? Selain itu, bagaimana biji semangka sekecil itu akhirnya dapat menghasilkan buah semangka sebesar kepala Anda? Semua itu merupakan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman tersebut. Tumbuh dan berkembang merupakan sifat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluk hidup. Akan tetapi, apakah Anda menyadari arti pertumbuhan dan perkembangan tersebut? Adakah perbedaannya? Untuk itu dilakukan percobaan ini. 
I.2 Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut       :
1.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan berat dari suatu sampel yang diukur
2.      Mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan parameter fisik dalam lingkungan

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Maret 2012 pukul 14.00-17.00 yang bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin, Makassar.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semua organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan biologis dipengaruhi oleh tersedianya faktor-faktor pendukung. Perubahan tanaman kecil menjadi tanaman dewasa dan menghasilkan buah berawal dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun. Demikian pula hewan, tumbuh dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi satu individu lengkap dengan organ-organ yang dimiliki, seperti kaki, kepala, dan tangan. Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) yang bersifat irreversibel disebut pertumbuhan (Subardi dkk, 2008).
Perubahan terjadi selama masa pertumbuhan menuju pada satu proses kedewasaan sehingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Sebagai contoh, pertumbuhan tanaman membentuk akar, batang, dan daun. Peristiwa perubahan yang demikian disebut diferensiasi. Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut makin kompleks. Proses perubahan biologis seperti ini disebut perkembangan. Perkembangan mengarah pada proses menuju kedewasaan organisme. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam dan luar (Subardi dkk, 2008).
Sebagian besar tumbuhan terus tumbuh selama mereka masih hidup, suatu kondisi  yang dikenal sebagai pertumbuhan tidak terbatas (indeterminate growth). Sebagian besar hewan, sebagai  pembanding, ditandai oleh pertumbuhan yang terbatas; yaitu hewan akan berhenti tumbuh setelah mencapai suatu ukuran tertentu. Sementara tumbuhan yang utuh umunya memperlihatkan pertumbuhan tidak terbatas, organ tumbuhan tertentu, seperti daun dan bunga, memperlihatkan pertumbuhan yang terbatas (Campbell dkk, 2000).
Pertumbuhan tidak terbatas tidak mengandung pengertian abadi dan tidak mati. Meskipun mereka terus tumbuh selama hidupya, tumbuhan tentunya akan mati. Tumbuhan yang dikenal sebagai tumbuhan setahun (annual) meyelesaikan siklus hidupnya-dari berkecambah, berbunga dan memproduksi benih hingga mati-dalam waktu setahun atau kurang. Banyak tumbuhan berbunga liar adalah tumbuhan setahun, seperti tanaman pangan yang paling penting termasuk tanaman penghasil biji-bijian dan tanaman polong-polongan. Suatu tumbuhan binneal jika kehidupan umumnya membentang dalam rentang waktu dua tahun. Pada banyak kasus,  tumbuhan dengan kasus binneal ini adalah tumbuhan yang hidup melewati periode dingin (musim dingin) yang menyela di antara pertumbuhan vegetative (musim semi/musim panas pertama) dan perbungaan (musim semi/ musim panas kedua) (Campbell dkk, 2000).


Macam- macam pertumbuhan yaitu  (Effendi, 1976) :
a.       Pertumbuhan allometrik adalah pertambahan panjang tidak seimbang pertembahan berat.
b.      Pertumbuhan determinan adalah pertumbuhan organisme yang akan berhenti tumbuh setelah mencapai ukuran tertentu, ini umumnya cirri khas pada hewan.
c.       Pertumbuhan intermediet adalah pertumbuhan organisme yang terus tumbuh selama masih hidup, ini umumnya cirri khas tumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terus menerus dan teratur, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupsun karena timbulnya unsur-unsur yang baru (Harlimsyah, 2007).
Jika perkembangan hanya sekedar masalah pertumbuhan zigot akan menjadi sebuah bola sel yang mengembang. Pada kenyataannya pertumbuhan disertai dengan morfogenesis, yaitu perkembangan bentuk (Campbell dkk, 2000).
Korelasi ialah suatu keterkaitan yang bisa ditangkap dari perbandingan dua proporsi yang masing-masing proporsi mengandung 2 kriteria yang salah satu kriteria disebutkan dalam proporsi tersebut. Korelasi terbagi atas (Santoso,2007) :
1.      Korelasi Positif
Misalkan terdapat sebuah populasi yang anggotanya mengandung suatu kriteria P dan beberapa anggota juga memiliki kriteria Q. Maka, pada populasi tersebut P berkorelasi positif dengan Q jika proporsi Q bernilai lebih besar dari proporsi P dalam non-Q. Sebagai contoh, berdasarkan penelitian yang dilakukan produsen sabun A di sebuah took B kepada 100 orang pengunjung, 30 orang membeli sabun, 10 diantaranya telah mengingat iklan sabun tersebut. Sedangkan yang tidak membeli, 12 orang diantaranya telah mengingat iklan sabun tersebut. Dari contoh ini, terdapat suatu korelasi positif karena proporsi dari kriteria yang mengingat iklan dan membeli sabun (33%) lebih besar daripada proporsi yang mengingat iklan dan tidak membeli sabun (17%).
2.      Korelasi Negatif dan Tidak Berkorelasi
Suatu korelasi negative atau malah tidak ada korelasi antara dua proporsi, jika merujuk pada kasus pembelian dan iklan sabun di atas, korelasi negative terjadi jika proporsi dari criteria yang mengingat dan membeli sabun lebih kecil daripada proporsi yang mengingat iklan dan tidak bersifat irreversible. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembelahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Alat-alat yang digunakan dalam mengukur panjang dan berat (Nurrachmadani, 2009) :
a.       Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm
b.      Neraca
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda.  Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan. Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut :
1.      Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
2.      Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
3.      Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
4.      Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
5.      Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan, satuan, dan sepersepuluhan.

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah  jangka sorong / caliper (0,05 mm), timbangan OHAUS (0,01 gram), spidol, kertas grafik, mistar, dan kalkulator.

III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini ialah kertas grafik, Biji flamboyan Delonix regia, biji durian Durio zibethinus, biji kacang merah Vigna umbellate, biji rambutan Nephelium lappaceum, dan biji jarak Jatropha curcas L.

III.3 Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :
1)      Dibagi kertas grafik menjadi 20 bagian berbentuk kotak dengan spidol, panjang dibagi 10 dan lebar 2. Memberi nomor pada tiap kotak mulai dari 1 hingga 20.
2)      Diambil biji yang tersedia secara acak sebanyak 20 biji kemudian diletakkan pada kotak bernomor yang telah kita buat di kertas grafik tadi.
3)      Diukur panjang tiap kacang/biji dengan jangka sorong, tulislah hasilnya (mm) pada kotak kertas grafik yang sesuai dengan nomor kotak dimana kacang itu diambil, kemudian letakkan kembali biji/kacang tersebut di kotak semula.
4)      Ditimbang satu per satu ke 20 biji flamboyan yang sudah diketahui panjangnya secara acak dan catat beratnya serta kembalikan pada kotak semula yang sesuai.
5)      Dihitung, menganalisis data dan lain-lain menggunakan data dari kelompok perhitungan dari masing-masing kelompok.




















DAFTAR PUSTAKA

Campbell. John dkk. 2000. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Firmansyah, Rikki dkk.  2009. Biologi. Penerbit PT Setia Purna Inves. Jakarta.
Kistinnah, Idun dan Lestari, Endang Sri. 2009. Biologi. Penerbit CV Putra Nugraha. Jakarta.

Nurachamandani, Setya. 2009. Fisika. Penerbit Grahadi. Jakarta.
Santoso, A. 2007. Korelasi. http://www.wikipedia.com. Diakses pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012, pukul 20:00.

Subardi. 2008. Biologi. Penerbit CV Usaha Makmur. Jakarta.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ada hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan berat yaitu semakin panjang suatu benda maka beratnya akan semakin bertambah.
2.      Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah jangka sorong dan neraca.

V.2 Saran
 Saran saya yaitu, sebaiknya alat-alat laboratorium yang rusak diganti agar pelaksanaan percobaan bisa dilakukan dengan lancar.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil
IV. 1. 1 Tabel Pengamatan
A. Tabel Pengamatan Panjang dan Berat Biji Flamboyan  Delonix regia
No.
Biji Flamboyan
Panjang (cm) Xi
Berat (gr) Yi
1
2, 48
1, 20
2
2, 83
1, 04
3
3, 02
1, 30
4
2, 91
1, 30
5
2, 90
1, 19
6
2, 90
1, 17
7
2, 81
1, 07
8
2, 00
1, 21
9
2, 71
1, 1
10
2, 94
1, 28
11
2, 91
1, 20
12
2, 83
1,00
13
2, 93
1, 17
14
2, 99
1, 04
15
2, 88
1, 24
16
2, 91
1, 25
17
2, 83
1, 23
18
2, 98
1, 20
19
2, 88
1, 15
20
3, 05
1, 15
Jumlah
56,69
23, 49





B. Tabel Pengamatan Panjang dan Berat Biji Durian  Durio zibethinus
NO.
Biji Durian Durio zibethinus
Panjang (cm) Xi
Berat (gr) Yi
1
4,22
15,66
2
4,07
13,23
3
4,03
12,85
4
3,89
16,32
5
4,01
12,3
6
4,28
17,96
7
3,69
10,45
8
3,99
13,41
9
4,59
16,90
10
4,08
14,10
11
4,05
17,38
12
3,96
13,75
13
3,89
13,85
14
3,95
13,48
15
4,21
14,15
16
4,10
14,90
17
4,18
16,00
18
3,87
11,77
19
3,99
15,62
20
3,87
11,13
Jumlah
28,37
285,21








IV. 1. 2 Analisis Data
A.                Tabel Analisis Data Panjang dan Berat Biji Flamboyan Delonix regia
No.
Xi
X2
(Xi -
(Xi - 2
Yi
Yi2
(Yi )
(Yi )2
XiYi
1
2.48
6.15
-0.35
0.13
1.20
1.44
0.03
0.00
2.98
2
2.83
8.01
0.00
0.00
1.04
1.08
-0.13
0.02
2.94
3
3.02
9.12
0.19
0.03
1.30
1.69
0.13
0.02
3.93
4
2.91
8.4
0.08
0.01
1.30
1.69
0.13
0.02
3.78
5
2.90
8.41
0.07
0.00
1.19
1.42
0.02
0.00
3.45
6
2.90
8.41
0.07
0.00
1.17
1.37
0.00
0.00
3.39
7
2.81
7.89
-0.02
0.00
1.07
1.14
-0.10
0.01
3.01
8
2,00
4.00
-0.88
0.77
1.21
1.46
0.04
0.00
2.42
9
2.71
7.34
-0.12
0.02
1.10
1.21
-0.07
0.01
2.98
10
2.94
8.64
0.11
0.01
1.28
1.64
0.11
0.01
3.76
11
2.91
8.46
0.08
0.01
1.20
1.44
0.03
0.00
3.49
12
2.83
8.00
0.00
0.00
1,00
1.00
-0.17
0.03
2.83
13
2.93
8.58
0.10
0.01
1.17
1.37
0.00
0.00
3.43
14
2.99
8.94
0.16
0.02
1.04
1.08
-0.13
0.02
3.11
15
2.88
8.29
0.05
0.00
1.24
1.54
0.07
0.00
3.57
16
2.91
8.47
0.08
0.01
1.25
1.56
0.08
0.01
3.64
17
2.83
8.00
0.00
0.00
1.23
1.51
0.06
0.00
3.48
18
2.98
8.88
0.15
0.02
1.20
1.44
0.03
0.00
3.58
19
2.88
8.29
0.05
0.00
1.15
1.32
-0.02
0.00
3.31
20
3.05
9.30
0.22
0.05
1.15
1.32
-0.02
0.00
3.51
Ã¥
56,69
161,70
-0.05
1.09
23,49
28
-0,07 
0.14
66,59
2,87
8,08
-0,0025
0.05
1,17
1.39
-0,0035
0.01
3,33








a.       Panjang Biji Flamboyan Delonix regia
-          Panjang minimum       : 2,00 cm
-          Panjang maximum       : 3, 05 cm
-          Panjang rata-rata         : 2,87 cm
b.   Berat Biji Flamboyan Delonix regia
-          Berat minimum           : 1 gr
-          Berat maximum           : 1, 3 gr
-          Berat rata-rata             : 1,17 gr
c.        Simpangan baku untuk panjang biji Flamboyan Delonix regia
 =  0.05
Simpangan baku untuk berat biji Flamboyan  Delonix regia
S2 =  =  = 0,01
d.      Standar deviasi untuk panjang biji Flamboyan Delonix regia
S =  =  =  = 0,05
Standar Deviasi untuk berat biji Flamboyan Delonix regia
S=  =    = 0.01
e.       Banyak interval kelas
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 20
   = 5
f.       Rentang data untuk panjang biji flamboyan Delonix regia
xmax – xmin  = 3, 05 cm - 2,00 cm
                  = 1,05 cm
Rentang data untuk berat biji flamboyan Delonix regia
ymax – ymin  
Panjang kelas interval untuk data panjang biji flamboyan Delonix regia
 =
Panjang kelas interval untuk data berat biji flamboyan Delonix regia
 =  0,06
g.      Tabel distribusi frekuensi panjang biji flamboyan Delonix regia
Kelas
Kelas interval
Frekuensi
A
B
C
D
E
2,00 – 2,21
2,22- 2,43
2,44 – 2, 65
2,66 – 2,87
2,88- 3, 09
1
-
1
5
13
     





Histogram  frekuensi panjang biji  flamboyan Delonix regia
Tabel distribusi frekuensi berat biji flamboyan Delonix regia
Kelas
Kelas interval
Frekuensi
A
B
C
D
E
1 - 1,06
1,07 – 1,13
1,14 - 1,20
1,21 - 1,27
1,28 - 1,34
3
2
7
5
3


Histogram frekuensi berat biji flamboyan Delonix regia

Hubungan korelasi antara panjang dan berat biji flamboyan Delonix regia
r =  
  =
=
=
= 0,014
h.      Uji hipotesis asosiatif
t =
 =
=
=
=
= 0,059
Jika t hitung  t tabel : Ho = ditolak; H1= diterima
Jika t hitung  t tabel : Ho = diterima; H1= ditolak

B.  Tabel analisis data panjang dan berat biji durian Durio zibethinu
No.
Xi
X2
(Xi -
(Xi - 2
Yi
Yi2
(Yi )
(Yi )2
XiYi
1
4,22
17,80
0,17
0,03
15,66
245,23
1,40
1,96
66,09
2
4,07
16,57
0,02
0,00
13,23
175,03
-1,03
1,06
53,85
3
4,03
16,24
-0,02
0,00
12,85
165,12
-1,41
1,20
51,79
4
3,89
15,13
-0,16
0,02
16,32
266,34
2,06
4,24
63,48
5
4,01
16,08
-0,04
0,00
12,30
151,29
-1,96
3,84
49,32
6
4,28
18,32
0,23
0,06
17,96
322,56
3,70
13,68
76,87
7
3,69
13,61
-0,36
0,13
10,45
109,20
-3,81
14,52
38,56
8
3,99
15,92
-0,06
0,00
13,41
179,83
-0,85
0,72
53,51
9
4,59
21,07
0,54
0,30
16,90
285,61
2,64
6,97
77,57
10
4,08
16,65
0,03
0,00
14,10
198,81
-0,16
0,03
57,53
11
4,05
16,40
0,00
0,00
17,38
302,06
3,12
9,73
70,39
12
3,96
15,68
-0,09
0,01
13,75
189,06
-0,51
0,26
54,45
13
3,89
15,13
-0,16
0,02
13,85
191,82
-0,41
0,17
53,88
14
3,95
15,60
-0,10
0,01
13,48
181,71
-0,78
0,60
53,24
15
4,21
17,72
0,16
0,03
14,15
200,22
-0,11
0,01
59,57
16
4,1
16,81
0,05
0,00
14,9
222,01
0,64
0,40
61,09
17
4,18
17,47
0,13
0,02
16,00
256,00
1,74
3,02
66,88
18
3,87
14,98
-0,18
0,03
11,77
138,53
-2,49
6,20
45,55
19
3,99
15,92
-0,06
0,00
15,62
243,98
-0,06
1,84
62.32
20
3,87
14,98
-0,18
0,03
11,13
123,88
-3,13
9,80
43.07
80,92
328,10
-0,06
0,69
285,21
4148,32
-1,41
81,09
1159,00
4,05
16,40
-0,003
0,03
14,26
207,42
-0,07
4,05
57,95





a)      Panjang Biji durian Durio zibethinu
-          Panjang maksimal : 4,59 cm
-          Panjang minimal    : 3,69 cm
-          Panjang rata-rata   : 4,04 cm
b)      Berat biji durian  Durio zibethinu
-          Berat maksimal     : 17,96 gr
-          Berat minimal        : 10,45 gr
-          Berat rata-rata       : 14,26  gr
c)      Simpangan baku untuk panjang biji durian  Durio zibethinu
S2 =  =  =
Simpangan baku untuk berat biji durian Durio zibethinu
S2 =  =  = 0,004
d)     Standar deviasi untuk panjang biji durian Durio zibethinu
S =  =  =  = 0,04
Standar Deviasi untuk berat biji durian Durio zibethinu
S=  =    = 0.01
e)      Banyak interval kelas
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 20
   = 5


f)       Rentang data untuk panjang biji durian Durio zibethinu
xmax – xmin           = 4,59 – 3,69
                        = 0,90
Rentang data untuk berat biji durian Durio zibethinu
ymax - ymin         = 17,96 – 10,45
                        = 7,51
Panjang kelas interval untuk data panjang biji durian Durio zibethinu
 =  = 0,18s
Panjang kelas interval untuk data berat biji durian Durio zibethinu
 =  = 1,5
g)      Tabel distribusi frekuensi panjang biji durian Durio zibethinu
Kelas
Kelas interval
Frekuensi
A
B
C
D
E
3,69 – 3,87
3,88 – 4,06
4,07 – 4,25
4,26 – 4,44
4,45 – 4,63
3
9
5
2
1






Histogram frekuensi panjang biji durian Durio zibethinu
Tabel distribusi frekuensi berat biji durian Durio zibethinu
Kelas
Kelas interval
Frekuensi
A
B
C
D
E
10,45 – 11,95
11,96 – 13,46
13,47 – 14,97
14,98 – 16,48
16,49 – 17,99
3
4
6
4
3
           
Histogram berat biji durian Durio zibethinu

h)      Hubungan korelasi antara panjang dan berat Durio zibethinu
r =  
 =
=
=
=
= 0,004
i)        Uji hipotesis asosiatif
t =
=
=
=
= 0,016
Jika t hitung  t tabel : Ho = ditolak; H1= diterima
Jika t hitung  t tabel : Ho = diterima; H1= ditolak.



IV. 2 Pembahasan
Pada percobaan ini kita menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang biji dan neraca untuk mengukur berat biji. Penggunaan jangka sorong yaitu dengan menjepitkan biji ke mulut jangka kemudian mengatur skala utama dan skala nonius, sambil memperhatikan angka yang ditunjukkan dengan cara melihat angka yang berimpit dengan sempurna. Penggunaaan neraca yaitu dengan menaruh sampel di wadah neraca. Kemudian atur skala satuan, skala puluhan dan skala ratusan pada neraca sambil meemperhatikan keseimbangan yang ditunjukkan (sejajar).
Pengukuran biji flamboyan dapat kita lihat bahwa ada biji yang memiliki panjang lebih kecil tetapi lebih berat dari biji lain contohnya biji 1 dan biji 8 sedangkan pada biji durian terdapat pada biji 4 dan 19 .Begitupun sebaliknya ada biji yang memiliki  panjang lebih banyak  tetapi beratnya sedikit contoh biji flamboyan 12 dan pada biji durian 16. Tetapi lebih banyak biji yang memiliki panjang yang sesuai dengan beratnya contoh pada biji flamboyan adalah biji 2, biji 5 dan 6 sedangkan pada biji durian terdapat pada biji 10, biji 11, dan biji 16 .
Panjang biji flamboyan  minimum adalah 2,00 cm (biji 8), panjang biji flamboyan maksimum adalah 3,05 cm (biji 20), dan panjang rata-rata dari biji flamboyan adalah 2,8345 cm.   Kemudian berat minimum panjang biji flamboyan adalah 1 gr, berat maximum biji flamboyant adalah 1,3 gr dan berat rata-rata biji flamboyant adalah 1,1745 gr.
Panjang biji durian minimum adalah 3,69 cm, panjang maksimum adalah 4,59 cm dan panjang rata-ratanya adalah 4,04 cm. Berat biji durian minimum adalah 10,4 gr, berat biji durian maksimum adalah 17,9 gr  dan berat rata-rata adalah 14,2 gr. Dalam  pengukuran ini kemungkinan ada kesalahan karena neraca dan jangka sorong mengalami kerusakan.
Hubungan korelasi antara panjang dan berat pada biji flamboyant adalah sebesar 0,014 sedangkan hubungan korelasi antara panjang dan berat pada biji durian adalah 0,004.
Oleh karena itu  dapat kita ketahui bahwa semakin panjang suatu organisme atau sample maka beratnya akan semakin banyak dan juga dapat diketahui bahwa hubungan korelasi antara panjang dan berat saling berkaitan.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN VERTEBRATA