Uji metil red Voges-Proskeuer (mrvp) pada Bakteri


  Uji MRVP
            Uji metil red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran. Dimana beberapa bakteri dapat memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan  menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih rendah.Uji ini dilakukan untuk
menghasilkan asam melalu proses hidrolisis yang menghasilkan asam organik sederhana (Djide dan Sartini, 2006).
Pengujian dengan menggunakan metil merah, Voges-Proskeuer, Uji Indole serta uji penggunaan sitrat sering dikenal sebagai tes IMViC (indole, methyl red, Voges-Proskueur, dan citrate, serta “i” adalah merupakan huruf penghubung). Tes IMViC ini digunakan untuk membedakan  beberapa  bakteri  golongan Enterobacteriaceae, berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasi glukosa dan laktosa, penguraian triptosan yang menghasilkan indole serta adanya enzim sitrat permease yang mampu menguraikan natrium sitrat dari medium khusus yang digunakan (Djide dan Sartini, 2006).
Pada percobaan ini, penambahan indikator metilred pada akhir pengamatan dapat menunjukkan perubahan pH menjadi asam. Metil red akan menjadi merah pada suasana asam (pada lingkungan dengan pH 4,4) dan akan berwarna kuning pada suasana basa (pada suasana lebih dari atau sama dengan 6,2). Uji ini berguna dalam identifikasi kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan, seperti pada golongan coliform dan enterobacteriaceae (Djide dan Sartini, 2006).
Uji  Voges-Proskueur  digunakan  untuk  mengidentifikasi mikroorganisme yang melakukan fermentase dengan hasil akhir 2,3 butanadiol. Bila bakteri memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Pada uji VP ini dilakukan penambahan 40% KOH dan 5% larutan alfa naftol pada saat pengamatan. Hal ini dapat menentukan adanya asetoin (asetil metil karbinol), suatu senyawa pemula dalam sintesis 2,3 butanadiol (Djide dan Sartini, 2006).
Dengan adanya penambahan KOH 40 %, keberadaan setoin ditunjukkan dengan perubahan warna medium menjadi merah, dan perubahan ini makin jelas dengan penambahan alfa naftol beberapa tetes.Uji VP ini sebenarnya merupakan uji tidak langsung untuk mengetahui adanya 2,3 butanadiol. Karena uji ini lebih dulu menentukan asetoin, dan seperti yang kita ketahui bahwa asetoin adalah senyawa pemula dalam sintesis 2,3 butanadiol, sehingga dapat dipastikan bahwa dengan adanya asetoin dalam media berarti menunjukkan adanya produk 2,3 butanadiol sebagai hasil fermentasi (Djide dan Sartini, 2006).















Comments

  1. keren kk POSTnya singkat dan jelas... bisa jd referensi penelitian kuuu ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN VERTEBRATA