Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis Pada Tanaman C3, C4 dan CAM
Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan
yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim.
fotosintesis adalah fungsi utama dari daun
tumbuhan. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Reaksi Fotosintesis
6CO2 + 6H2O
+ (cahaya & klorofil) → C6H12O6 (glukosa)
+ 6O2
Proses fotosintesis
yang terjadi tidak lepas dari factor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi fotosintesis dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1.Faktor internal. Artinya bahwa fotosintesis dipengaruhi
oleh faktor-faktor genetis dari tubuh tumbuhan itu sendiri misalnya pada
stomata, kloroplas, atau organ-organ lain yang berhubungan dengan proses fotosintesis.
2.Faktor eksternal Artinya bahwa proses fotosintesis dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan diantaranya :
a)Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Cahaya
matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis.
b)
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yangdapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c)
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses
fotosintesis hanya dapat bekerja padasuhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnyasuhu hingga batas toleransi enzim.
d)
Kadar air
Kekurangan air
atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Kadar fotosintat( hasil fotosintesis ) Jika kadar
fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesisakan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesisakan berkurang.
e) Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhanyang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakantumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
f)
pH
Tumbuhan akan berfotosintesis dengan
baik pada pH netral yaitu sekitar pH 6-7dan akan mengalami penurunan laju
fotosintesis pada pH yang terlalu asam atau terlalu basa.
Dari ke enam faktor di atas, yang paling mempengaruhi laju
fotosintesis adalah faktor cahaya baik intensitas ataupun panjang
gelombangnya ( warna ). Cahaya di sini merupakan komponen yang
sangat penting dalam fotosintesis karena tanpa bantuan cahaya proses
fotosintesis tidak dapat berlangsung. Jadi, cahaya merupakan faktor mutlak yang
harus dipenuhi dalam proses fotosintesis. Sedangkan untuk faktor-faktor lain seperti suhu
dan pH hanya merupakan faktor pendukung
terjadinya proses fotosintesis secara optimum. Tanpa adanya suhu optimum
ataupun pH yang mendukung, proses fotosintesis masih
dapat berlangsung hanya saja hasilnya
kurang maksimal. Hal tersebut dapat dibuktikan pada grafik di atas, pada saat
intensitas cahaya bernilai 0 atau
tidak ada asupan cahaya sama sekali, laju fotosintesisnya juga bernilai 0 yang
berarti tidak ada proses fotosintesis yang terjadi, tetapi untuk suhu atau pH yang kurang
mendukung proses fotosintesisnya
masih dapat berlangsung, hanya saja laju fotosintesisnya rendah.
Pengaruh cahaya juga
berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi
fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama
penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki
sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam
satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan
menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek.
Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan
menjadi 3, yaiu tanaman C3, C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara
tanaman tipe C3, C4, dan CAM adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya.
Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah
diketahui bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan atau ditempat yang
intensitas mataharinya rendah.
Dalam fotosintesis C3 berbeda dengan C4,pada C3 karbon
dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung. Struktur kloroplas pada tanaman
C3 homogen. Tanaman C3 mempunyai suatu peran penting dalam metabolisme, tanaman
C3 mempunyai kemampuan fotorespirasi yang rendah karena mereka tidak memerlukan
energi untuk fiksasi sebelumnya. Tanaman C3 dapat kehilangan 20 % carbon dalam
siklus calvin karena radiasi, tanaman ini termasuk salah satu group phylogenik.
Konsep dasar reaksi gelap fotosintesis siklus Calvin (C3) adalah sebagai
berikut: CO2 diikat oleh RUDP untuk
selanjutnya dirubah menjadi senyawa organik C6 yang tidak stabil yang pada
akhirnya dirubah menjadi glukosa dengan menggunakan 18ATP dan 12 NADPH. Siklus
ini terjadi dalam kloroplas pada bagian stroma. Untuk menghasilkan satu molekul
glukosa diperlukan 6 siklus C3.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan
RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses
fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat
yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah
respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil
samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir
ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan
CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tanaman
C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas matahari
penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO2
(fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat (hasilnya
berupa asam-asam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun,
yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3
dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di samping
mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga
mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko.
Tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), dan tumbuhan tertentu lain tidak
mengikat karbon dioksida secara langsung. Pada tumbuhan ini senyawa pertama yang
terbentuk setelah jangka waktu pelaksanaan fotosintesis yang sangat pendek, bukanlah
senyawa 3-C asam fosfogliserat (PGA), melainkan senyawa 4-C asam oksaloasetat
(OAA). Metode alternatif fiksasi karbon dioksida untuk fotosintesis ini disebut
jalur Hatch-Slack. Tumbuhan yang menggunakan jalur ini disebut tumbuhan C4 atau
tumbuhan 4 karbon. Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2
pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi
antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel
mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah
sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke
sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan
phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya
konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan
untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat
rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis
terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi tanaman
C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2 Sehingga, dengan
meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4
dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan.
Pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya
adalah memiliki daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah.
Stomatanya membuka pada malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis
dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air
seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat.
Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami
dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari
yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari
yaitu daur Hatch dan Slack. Berbeda dengan gerakan stomata yang lazim, stomata
tumbuhan CAM membuka pada malam hari, tetapi menutup pada siang hari.
Pada malam hari jika kondisi udara kurang
menguntungkan untuk transpirasi, stomata tumbuhan CAM membuka, karbon dioksida
berdifusi ke dalam daun dan diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk membentuk
OAA dan malat. Malat lalu dipindahkan dari sitoplasma ke vakuola tengah sel-sel
mesofil dan di sana asam ini terkumpul dalam jumlah besar. Sepanjang siang hari
stomata menutup, karena itu berkuranglah kehilangan airnya, dan malat serta
asam organik lain yang terkumpul didekarboksilasi agar ada persediaan karon
dioksida yang langsung akan diikat oleh sel melalui daur Calvin.