METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA POPULASI HEWAN BERGERAK




LAPORAN  PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN VII

METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA
POPULASI HEWAN BERGERAK


NAMA                                   : DARTINY MENTARI PANGGUA
NIM                                        : H41111330
KELOMPOK                        : 3 (TIGA)
HARI/TGL PERCOBAAN  : SABTU / 07 APRIL 2012
ASISTEN                                : TENRI SA’NA WAHID
   HARMIN ADIJAYA PUTRI





LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN



I.1. Latar Belakang
            Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan sebagai spesies yang sama. Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memiliki suatu wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata, tetapi pada umumnya terpusat pada beberapa terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi dari  populasi  lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan materi genetiknya. Namun demikian, populasi tidak selalu terisolasi, juga tidak harus memiliki perbatasn yang jelas.  (Campbell dkk, 2003).
Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme. Organisme dan spesies yang sama (kelompok-kelompok lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi genetika) menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat milik individu di dalam kelompok itu. Populasi mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mengadakan pembedaan-pembedaan dan memelihara diri seperti yang dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat kelompok seperti laju kelahiran, laju kematian, perbandingan umur, dan kecocokan genetik hanya dapat diterapkan pada populasi. Untuk itu percobaan ini dilakukan.
I.2  Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.      Untuk menduga / mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson.
2.      Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
            Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 April 2012 pada pukul 11:00-14:00 yang bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan pengambilan sampel (Periode 1) dilakukan pada Jumat, 06 April 2012 pukul 06.00-07.00, pengambilan sampel (Periode 2) dilakukan pada Sabtu, 07 April 2012 pukul 06.00-08.00 di dekat gedung alumni Universitas Hasanuddin.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komunitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin,  1989).
Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasimerupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Paterson.  Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture recapture.  Merupakan metode yang sederhna untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode CMMR ini dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah kancing yang dianggap sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hitam dan putih yang dianggap sebagai populasi yang tersebar di alam (Resosoedarmo, 1990).
Natalitas atau kelahiran adalah kemampuan yang sudah merupakan sifat suatu populasi untuk bertambah. Natalitas biasanya dinyatakan sebagai laju yang ditentukan dengan membagi jumlah individu-individu baru yang dihasilkan oleh waktu ( N/ t,laju natalitas mutlak) atau sebagai jumlah individu baru per satuan populasi ( Nn / Nt, laju natalitas jenis) (Odum,1993).
Mortalitas (kematia ) adalah kematian individu-individu di dalam populasi umumnya, mortalitas jenis (specific mortality ) dinyatakan sebagai presentese dari populasi semula yang mati dalam waktu tertentu (Odum, 1993).
Penyebaran umur merupakan ciri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Biasanya populasi yang sedang berlangsung cepat akan mengandung sebagian besar individu-individu muda, populasi yang stationer memiliki pembagian khas umur yang lebih merata dan populasi yang menuruti akan mengandung sebagian besar individu yang berumur tua. Meskipun begitu, populasi mempunyai penyebaran umur yang normal mantap. Kenaikan-kenaikan luar biasa natalitas ataupun mortalitas akan mengakibatkan perubahan sementara dan akan kembali serentak ke keadaan yang mantap (Odum, 1993).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton, 1973).
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara (Soetjipta, 1992)  :
1.      Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2.       Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi (Peterson).
Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi.Bila kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus. Sensus mudah dilakukan bila jumlah populasi terbatas. Sensus, memang, tidak selamanya sempurna. Hasil sensus, Yang mengungkapkan karakteristik populasi (seperti rata-rata, ragam, modus, atau (range), disebut parameter  (Wikipedia, 2012).
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampelKarakteristik sampel disebut statistikKita sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori samplingIni berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus (Neter, Wasserman, Whitmore, 1979: 195). Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias (Wikipedia, 2012).
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu (Nasution, 2003) :
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut (Nasution, 2003) :
1)      Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
2)      Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
3)      Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error), sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampel terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola
data disebut Non Sampling Error (Nasution, 2003).
Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan penangkapan kedua terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak validan dalam metode Patersen. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali (Wikipedia, 2012).





BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
            Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol sampel, alat tulis menulis dan sweeping net (perangkap serangga).

III.2 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta cina, areal yang diamati dan serangga.

III.3 Cara Kerja

            Cara kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Ditentukan suatu areal yang akan diamati, kemudian lakukanlah penangkapan hewan pada lokasi tersebut (Periode Penangkapan 1).
2.      Ditangkap hewan serangga dilakukan dengan menggunakan sweeping net.
3.      Dilakukan penangkapan serangga sebanyak 3 kali dan mengumpulkan hasilnya, kemudian tiap individu diberi tanda pada bagian tertentu ditubuhnya,  selanjutnya dilepaskan kembali dihabitatnya (catat jumlahnya = M)
4.      Ditangkap periode 2 dilakuka selang waktu tertentu, jumlah ulangan penangkapan sesuai dengan jumlah ulangan pada penangkapan periode pertama. Kumpulkan semua hewan yang tertangkap (catat jumlah = n).
5.      Diperiksa/ hitunglah jumlah hewan bertanda yang tertangkap dalam penangkapan kedua (catat jumlah = R).
6.      Dilakukan perhitungan pendugaan populasi dengan menggunakan  metode Lincoln-Peterson.



DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dkk. 2003. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Penerbit USU Digital Library. Medan.
Naughhton.  1973.  Ekologi Umum edisi Ke 2.  UGM Press.  Yogyakarta.
Odum, Eugene. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Resosoedarmo, Soedjiran. 1990.  Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya.  Jakarta.

Soetjipta.  1992.Dasar-Dasar Ekologi Hewan. DeptDikBud DIKTI. Jakarta
Suin, M. NurdinS. 1989. Ekologi Hewan Tanah.  Bumi Aksara. Jakarta.
Wikipedia. 2012. Penelitian Kuantitatif. Http://Wikipedia.ac.id. Diakses pada hari Rabu, tanggal 09 Maret 2012 pukul 11.30 WITA.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV. 1. 1 Tabel Pengamatan Metode Capture- Recapture
No
Parameter
Jumlah (n)
1
M
47
2
N
20
3
R
1

IV.1. 2 Tabel Pengamatan Metode Removal Sampling
No
Parameter
Jumlah tanda
1
32
2
18

IV. 2 Analisis Data
a.      Metode Capture-Recapture
1)       Pendugaan Populasi
N         =
            =
            =
                        = 940
2)      Kesalahan Baku
SE   =
        =
        =
        = 95608
3)      Selang Kepercayaan
N +  (t) (SE)                      t= (df α)
940 + (  ) (95608)

b.      Metode Removal Sampling
1.      Pendugaan Populasi
N   =
      =
      =
      = 73,14
2.      Kesalahan Baku
SE             =
      =
      =
      =
      =
      = 20, 77
3.      Selang Kepercayaan
N +  (t) (SE)         
73,14 + (  ) (20,77)

IV.3 Pembahasan
            Pada percobaan ini kita menggunakan sweeping net untuk menangkap serangga dengan cara mengayunkan sweeping net ke kanan dan ke kiri, setelah diayunkan sweeping net ditutup agar serangga yang ada di dalamnya tidak keluar. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan maju langkah 10  dan mundur langkah 10.
Metode percobaan capture-recapture  dilakukan selama 2 periode. Pada periode pertama kita menangkap serangga kemudian memberi tanda pada serangga tersebut dan kemudian dilepaskan. Pada periode 2 dilakukan penangkapan serangga di areal yang sama pada periode 1. Serangga yang ditangkap dan juga memperhatikan tanda bila pada serangga tersebut ada tanda. Pada metode ini diperoleh pendugaan populasi sebesar 940, kesalahan baku 95608, dan diperoleh selang kepercayaan sebesar
Metode removal sampling dilakukan dengan cara menangkap kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan tidak dilepaskan lagi. Pada metode ini diperoleh pendugaan populasi sebesar 73,41,  kesalahan baku 20,77 dan selang kepercayaan adalah
Hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan kesalahan pada percobaan adalah cara penangkapan serangga, luas area, kondisi lingkungan dan suhu sekitar lingkungan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini ialah
1.      Populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin  memiliki perbedaan nilai.
2.      Teknik-teknik sampling organisme adalah dengan menggunakan sweeping net yang diayunkan dan rumus-rumus yang digunakan adalah pendugaan populasi, kesalahan baku dan selang kepercayaan.

V. 2 Saran
            Sebaiknya percobaan dilakukan tepat waktu agar lebih efisien. 

Comments